Saturday 28 November 2009

3 ATLET SEMARANG

Semarang, 17/1 (Sports.Roll) - Pelatnas Program Atlet Andalan (PAL) cabang olahraga renang yang digelar di Semarang ternyata baru diikuti tiga dari tujuh perenang yang direncanakan berlatih di kota ini, meskipun program ini telah diresmikan bulan November 2008.

Pelatih renang pelatnas PAL, Hartadi Nurjojo di Semarang, Sabtu, mengatakan, tiga perenang yang baru bergabung itu memang semuanya asalnya Jawa Tengah, meskipun Billy Afrianto terdaftar sebagai atlet Kalimantan Timur.

"Billy memang atlet Kaltim tetapi asalnya dari Jawa Tengah sehingga yang bersangkutan bisa langsung bergabung dengan dua atlet Jateng yang ditunjuk masuk pelatnas PAL, yaitu Andre Cipta dan Margareta Kreita," kata Hartadi yang juga pelatih renang Jawa Tengah tersebut.

Menurut dia, atlet-atlet dari provinsi lain belum bergabung dengan mereka karena terkendala masalah dana, mengingat dana untuk atlet yang mengikuti pelatnas PAL belum turun sehingga mereka kesulitan untuk datang ke Semarang.

"Mereka belum mendapat dana atau uang saku untuk berlatih di Semarang karena sampai kini memang dana untuk pelatnas PAL terutama cabang olahraga renang memang belum turun," katanya.

Sebanyak tujuh perenang yang masuk pelatnas Program Atlet Andalan (PAL) akan berlatih di kolam renang Jatidiri Semarang, menyusul keputusan Pengurus Besar Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PB PRSI) yang menetapkan Semarang dan Bandung sebagai tempat latihan para perenang.

Hartadi Nurjojo menambahkan, mereka yang berlatih di Semarang dikhususkan untuk perenang yang memiliki spesialisasi jarak pendek, yaitu untuk gaya dada dan gaya kupu-kupu, sedangkan untuk mereka yang berlatih di Bandung khusus untuk jarak jauh.

Ia menjelaskan, Doni B Utomo, perenang asal Jawa Tengah tidak berlatih di Semarang tetapi di Bandung karena nomor yang ditekuni perenang klub TCS Semarang tersebut adalah jarak jauh.

Ketujuh perenang PAL yang menjalani pelatnas di Semarang adalah Billy Afrianto (Kaltim), Harisal (Sumbar), Yesica Laurent (Sulsel), Taka Ida (Bali), Andre Cipta (Jateng), Margareta Kreita (Jateng), dan Indra Gunawan (Sumut) dengan pelatih Hartadi Nurjojo.

Kemudian yang berlatih di Bandung di antaranya adalah Doni B Utomo (Jateng), Glen Victor, Raina Salmi, Yesi Yoseph, P. Sicha, Idam Basuki, Priadi Basuki yang kesemuanya berasal dari Jabar dengan pelatih Nizarudin (pelatih renang Jabar).

Menyinggung sampai kapan mereka berlatih di Semarang atau Bandung, dia mengatakan, program ini untuk jangka panjang sehingga tidak tahu kapan berakhirnya, mengingat SEA Games 2009 di Laos mendatang hanya sebagai sasaran antara dari atlet-atlet yang masuk Program Atlet Andalan tersebut.

Ia menjelaskan, untuk pelatnas PAL ini memang diperuntukkan untuk jangka panjang sehingga mereka terus berlatih di kedua daerah tersebut sampai waktu yang tidak terbatas. "Apalagi di PAL ini ada atlet utama, madya, dan pratama sehingga sasaran utamanya untuk pembinaan jangka panjang. Jadi kita menyiapkan sejak dini untuk atlet-atlet muda," katanya. ***4*** (

MOTIVASI ATLET

BALIKPAPAN- Sebagaimana yang diharapkan oleh KONI Balikpapan, sekiranya program pembinaan atlet-atlet tersebut tidak hanya terpaku oleh pengurus cabang olahraga masing-masing. Namun demikian akan lebih baik lagi jika hal tersebut juga menjadi sasaran utama bagi klub-klub ataupun perguruan yang berada di bawah naungan pengcab bersangkutan.

Anjuran KONI itulah tampaknya yang menjadi sasaran salah satu klub renang di bawah naungan Pengcab Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PRSI) Balikpapan. Klub renang Green Taruna meski tergolong salah satu klub anyar di PRSI Balikpapan, namun keberadaannya tidak hanya sekedar membina dan menciptakan atlet-atlet renang potensial bagi Balikpapan dan bahkan tingkat nasional.

“Tujuan kami mendirikan klub renang Green Taruna ini memang tidak lain untuk terus melakukan pembinaan guna melahirkan atlet-atlet berprestasi nantinya. Sudah tentu tidak hanya prestasi di tingkat daerah maupun nasional saja, harapan kami ke depan tentunya bagaimana atlet binaan kami ini mampu bersaing ke level internasional,” tegas Sri Wisnu Wiharsa, pelatih dari Green Taruna Balikpapan ini.

Menurutnya untuk mencapai prestasi tersebut memang tidak semudah membalik telapak tangan, karenanya klub ini pun perlu adanya dukungan dari berbagai pihak termasuk dari orang tua atlet. “Karena itu pula kami pun membutuhkan yang namanya orang tua angkat guna menyupport program-program klub ke depan,” ujar Wisnu.

Untuk itu klub Green Taruna melalui manajernya yang dapat dikatakan sebagai orang tua angkat mereka yakni Jimmy Richard, memiliki cara guna memotivasi atlet mereka sejak usia dini tersebut. “Karena pembinaan atlet sejak dini ini tidak hanya butuh keuletan dan ketelatenan. Namun bagaimana atlet-atlet kita ini benar-benar termotivasi untuk terus maju mencapai prestasi,” terang Jimmy.

Untuk itulah guna meingkatkan motivasi atletnya Jimmy pun atas nama klubnya memberikan apresiasi kepada atlet-atlet mereka yang berprestasi dalam setiap even. “Karena menurut saya, salah satu cara untuk terus memacu motivasi atlet untuk berprestasi, memang sudah seharusnya jika kami memberikan apresiasi kepada mereka.

Sehingga keinginan mereka untuk lebih baik itu terus ada,” ujarnya. Bukti dari apresiasi klub kepada atletnya tersebut memang membuahkan hasil, terbukti pada kejuaraan antar klub yang berlangsung beberapa waktu lalu di Bontang, klub Green Taruna meski baru terbentuk sekira setahun lalu mampu bertengger di peringkat ketiga dalam perolehan medali. “Klub kami mampu merebut 14 medali emas, 3 perak dan 7 perunggu.

Ini prestasi luar biasa bagi klub, apalagi dari even ini pula atlet putri kami Stefany Gloria mampu merebut predikat perenang terbaik kedua,” beber Jimmy. Termasuk salah satu atlet fenomenal yang masuk binaan klub Green Taruna Balikpapan Ignatius Budi Utomo. “Untuk Ignatius sendiri, mengingat ketidakberadaan fasilitas kolam renang bertaraf standard di Balikpapan, kami mengirim dia untuk mendalami latihan di Semarang.

Target kami dia bisa masuk pada program PAL mendatang,” tegasnnya. Berkaitan dengan apresiasi untuk memacu motivasi atletnya tersebut, pada Sabtu (5/9) kemarin didampingi pelatih Wisnu dan sebagian orang tua atlet, Jimmy memberikan bonus kepada atlet-atlet berprestasi di kolam renang Sport Centre Balikpapan Baru.

“Jangan dilihat jumlahnya, tapi saya berharap kepada semua atlet untuk terus berlatih dan termotivasi, sehingga nanti dapat berprestasi lebih baik. dan kami akan terus memberikan apresiasi ini kepada mereka yang berprestasi,” tandas Jimmy yang berharap Balikpapan mampu membangun kolam renang bertaraf internasional mengingat besarnya potensi atlet yang ada. Atlet yang menerima apresiasi kemarin adalah Stefany Gloria, Farah Salsabila, Anastasia Jesica, dan Alia Diah.(san)

MY SWIM CLUB SPECTRUM SEMARANG

Perkumpulan Renang Spectrum
Dana Minim, Prestasi Menanjak

PERKUMPULAN Renang (PR) Spectrum boleh dibilang masih baru dalam percaturan renang di Kota Semarang. Jika dibandingkan dengan TCS, klub renang yang sudah puluhan tahun malang melintang, Spectrum memang kalah kelas, baik dari segi kualitas maupun kuantitas.

PR Spectrum sendiri baru berdiri 10 Januari 2001. Namun jika dilihat prestasi para perenangnya, klub yang menggunakan Kolam Renang Manunggal Jati ini sebagai tempat latihan ternyata mampu bersaing di tingkat Jateng. Lihat saja, Kejuaraan Renang Antarsekolah (KRAS) Se-Jateng-DIY di Yogyakarta 20-21Januari lalu. Dalam event itu, Spectrum mampu menempatkan salah satu perenangnya, yaitu Capita Chrishna (9) menjadi perenang terbaik.

Tak hanya itu, klub ini juga mampu mengikutsertakan beberapa perenangnya dalam Pekan Olahraga Pelajar Daerah (Popda) Jateng atau pun Pekan Olahraga Mahasiswa Nasional (Pomnas). Ini menjadi sinyal bahwa perkumpulan renang tersebut mampu mencetak bibit-bibit renang Jateng untuk diproyeksikan di masa depan.

Keberhasilan Spectrum di Yogyakarta, seolah menggugah semangat para pengurusnya untuk guna meningkatkan prestasi. Klub renang tersebut selama ini membina para perenang dari Semarang dengan usia minimal empat tahun. "Inilah saatnya untuk bangkit. Kami memiliki 100 perenang binaan dan mereka bisa menjadi andalan pada berbagai kejuaraan," kata Danang Sulistyanto, Ketua Umum PR Spectrum.

Iuran Orang Tua

Prestasi klub tersebut tidak lepas dari sinergi antara pengurus, pelatih, dan orang tua perenang. Namun, hal itu juga tidak lepas dari kendala soal pendanaan. Spectrum belum memiliki kolam renang sendiri dan selama ini menyewa Kolam Renang Manunggal Jati, Pedurungan.

Adapun untuk pendanaan bagi kebutuhan latihan adalah murni dari iuran orang tua perenang. Para pengurus perkumpulan renang tersebut bekerja atas dasar kerelaan tanpa honor sepeserpun. "Anak-anak kami berprestasi. Selain itu, kami ingin ikut memajukan olahraga renang di Kota Semarang," kata Danang.

Setiap bulan, perkumpulan renang dengan kantor sekretariat di Jalan Argomukti Barat III/500 itu, membutuhkan dana Rp 6 juta untuk latihan. Termasuk membayar honor bagi pelatih yang berjumlah enam orang. Dana tersebut akan membengkak jika ada kejuaraan renang. "Untuk dana, kami hanya mengandalkan iuran dan sumbangan dari pihak-pihak yang peduli. Kami tidak mendapatkan bantuan dari pemerintah sepeser pun. Saat ini, kami tengah mencari bapak angkat atau sponsor. Namun susahnya minta ampun," ungkap Riyanto Hermawan, sekretaris klub itu. Tanda-tanda kebangkitan sudah terlihat. Walau banyak didera kendala, tidak menjadi penghalang bagi Spectrum untuk terus mencetak prestasi. Selamat berjuang! (Moch Kundori-56)

indonesia dapat 2 perak

Indonesia Dapat Dua Perak di Kejuaraan Asia
Sabtu, 15 Agustus 2009 19:27 WIB | Olahraga | Renang | Dibaca 732 kali
Indonesia Dapat Dua Perak di Kejuaraan Asia
ilustrasi (ANTARA/REUTERS)
Semarang (ANTARA News) - Tim renang Indonesia hanya mendapat dua medali perak dan lima perunggu pada kejuaraan renang Kelompok Umur Asia yang berlangsung di Jepang, 10-13 Agustus 2009.

Pelatih renang pelatnas Program Atlet Andalan (PAL), Hartadi Nurjojo ketika dihubungi dari Semarang, Sabtu petang, mengatakan, dua perak tersebut diraih dari kelompok umur B dan C.

Pada KU B, Sasatingkan Kinanti meraih perak dari nomor 1.500 meter gaya bebas, sedangkan KU C direbut Rayna Saumi dari nomor 200 meter gaya kupu.

Lima perunggu direbut dari Priadi Fauzi dari nomor 800 meter gaya bebas KU , Dony B Utomo dari nomor 200 meter gaya kupu, 4X200 meter gaya bebas, kemudian Rayna Saumi dari nomor 400 meter gaya bebas, serta 1.500 meter gaya bebas.

Menurut dia, dengan hasil kejuaraan di Jepang ini dari sisi perolehan medali dan catatan waktu yang diraih perenang memang cukup bagus karena untuk Asia Tenggara, Indonesia berada di bawah Thailand.

Tetapi, kata dia, dari sisi pembinaan untuk kelompok umur C memang cukup memprihatinkan karena Indonesia jauh tertinggal dengan tuan rumah Jepang.

"Kita harus mengubah sistem pembinaan di kelompok umur C agar bisa sejajar dengan perenang-perenang Asia," kata Hartadi yang juga Ketua Bidang Pembinaan dan Prestasi Pengprov PRSI Jawa Tengah.

Ia menambahkan, pada kejuaraan renang kelompok umur tersebut, tuan rumah Jepang berhasil keluar sebagai juara umum. "Saya lupa perolehan medalinya tetapi yang jelas sangat jauh dengan perolehan perenang Indonesia," katanya.

Padahal, menurut dia, pada event tersebut Jepang hanya menurunkan perenang kelompok umur B dan C.

Pada Kejuaraan Renang Kelompok Umur Asia ini, Indonesia menurunkan 13 perenang pelatnas Program Atlet Andalan. Dari jumlah tersebut hanya menurunkan perenang PAL utama dan Madya.

Kemudian, lanjut dia, dua perenang kelompok utama, Glenn Victor dan Indra Gunawan tidak turun karena yang bersangkutan tampil pada kejuaraan renang dunia di Roma, Italia.

Menyinggung hasil di Jepang untuk SEA Games di Laos Desember 2009, dia mengatakan, untuk tingkat Asia Tenggara, Indonesia masih bisa bersaing.

"Saya prediksikan, di Laos mendatang kita bisa meraih minimal dua emas, yaitu dari nomor 100 meter gaya punggung (Glenn Victor) dan 4X100 meter estafet gaya ganti putra," katanya.

Hartadi Nurjojo menambahkan, penentuan tim inti SEA Games ini akan dilakukan setelah melihat hasil kejuaraan renang Indonesia Open, Oktober 2009 di Jakarta.(*)